Home › Hukrim › Kota Diperbatasan Myanmar-Thailand Jadi Sarang Sindikat Penipuan Online Internasional
Kota Diperbatasan Myanmar-Thailand Jadi Sarang Sindikat Penipuan Online Internasional
Penipuan Secara Daring (Ilustrasi)
SEROJANEWS.COM, JAKARTA - Kota Myawaddy di Myanmar, yang berbatasan langsung dengan Thailand, kini muncul sebagai sarang aktivitas penipuan dan perjudian daring yang mengglobal. Salah satu area yang menjadi sorotan adalah KK Park, sebuah kompleks yang dibangun khusus untuk mendukung praktik-praktik ilegal tersebut.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa keberadaan pusat penipuan ini dikendalikan oleh jaringan geng kriminal serta panglima perang yang aktif di sepanjang perbatasan. Banyak individu dipaksa untuk terlibat dalam praktik menipu, termasuk menargetkan warga negara Amerika, yang sering kali menjadi korban dengan kehilangan seluruh tabungan mereka.
Menariknya, beberapa orang memilih untuk bergabung dengan aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya terpesona oleh tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji tinggi, meskipun kenyataannya mereka terjebak dalam siklus eksploitasi.
Industri penipuan siber di Myawaddy, yang telah ada selama bertahun-tahun, semakin tumbuh subur berkat keterkaitan dengan sindikat kejahatan dari China. Praktik ilegal ini telah meraup miliaran dolar dari berbagai kegiatan jahat, termasuk pencucian uang. Tindakan keras yang diluncurkan oleh pemerintah China dan Thailand pada bulan Februari lalu, meski sangat dibutuhkan, tampaknya belum cukup untuk menghentikan laju aktivitas ilegal ini.
"Miliaran dolar diinvestasikan dalam bisnis semacam ini," ungkap Kannavee Suebsang, anggota parlemen Thailand yang mengupayakan pembebasan individu yang terperangkap di pusat penipuan tersebut dikutip CNN, Kamis (3/4/2025)
Mereka [sindikat penipuan] tidak akan berhenti. Industri criminal ini sebagai inovatif dan fleksibel. Mereka mampu memperluas jangkauan operasionalnya melalui internet untuk menargetkan segmen korban yang baru. Penerapan teknologi terbaru, seperti mata uang kripto dan kecerdasan buatan AI, memberikan mereka keunggulan dalam menciptakan skrip penipuan yang lebih meyakinkan serta menggunakan teknologi deepfake untuk menyamarkan identitas mereka.
"Situasi ini merupakan tantangan baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya di kawasan ini," jelas John Wojcik, analis kejahatan terorganisasi dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi global untuk menangani problematika skala besar ini, yang telah melampaui kemampuan satu negara atau lembaga untuk mengatasinya.
Melihat kompleksitas dan kedalaman masalah ini, langkah-langkah nyata dan kerjasama internasional menjadi sangat penting untuk memerangi praktik-praktik penipuan yang merugikan masyarakat global.






Komentar Via Facebook :